Selamat Datang di kawasan anker arief aprianto

Minggu, 14 Maret 2010

pergerakan lempeng bumi

Tenaga Endogen dan Eksogen
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan
bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah
atau jurang.
Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme,
dan seisme atau gempa.
a. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan
batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya,
tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.
Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan.
Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
Sedangkan gerak epirogenesa adalah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan
ini sangat lambat, dan meliputi areal yang sangat luas.
Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolaholah
naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya
terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa
negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah
permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.
Gambar 1. Gerak epirogenesa positif, terjadi di Pantai Skandinavia
dan Pantai Timor.
Gambar 2. Gerak epirogenesa negatif, terjadi di Teluk Hudson.
b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas
magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebenarnya sebagai
akibat dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan
retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian
dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan
magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung
berapi. Uraian tentang vulkanisme ini Anda pelajari dalam penjelasan selanjutnya.
c. Seisme (gempa)
Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan?
Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi
siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi,
tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan
listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang
berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi
di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya
menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan
bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang
terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 manusia dan 300.000
rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di daerah mana saja gempa yang
terjadi di Indonesia! Ya benar, misalnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di
Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa? Zaman dulu di
beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini
terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi
ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat.
Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan
pada manusia melalui gempa.
Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa
terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi.
Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku.
Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di
satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau
bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian
yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah
yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran
gempa.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam.
Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk
episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa
tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1) Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan bisa meliputi
wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akibat dari gerakan gempa tektonik
yaitu berupa patahan atau retakan.
2) Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada saat gunung
berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi,
sehingga tidak begitu kuat jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
3) Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang
terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa
ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.
Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya berdasarkan bentuk
episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa
sentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis. Sedangkan gempa sentral
yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman
hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam,
gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak
episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat,
gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa
dapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat.
2. Tenaga Eksogen
Pernahkah Anda melihat pengikisan pantai? Setiap saat air laut menerjang pantai
yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan
yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi
dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian
hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Ilustrasi di atas merupakan contoh tenaga eksogen. Jadi tenaga eksogen adalah
kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum
tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari
tenaga endogen. Bukit atau tebing tadi yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis
oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga
eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
a. Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.
b. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
c. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian
puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan
hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian
lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang
kasar sampai yang halus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar